BOGOR,sinarberitanews.com-Harapan warga Kecamatan Nanggung untuk mendapatkan fasilitas kesehatan yang layak kembali kandas, rencana relokasi Puskesmas Curugbitung yang selama ini digadang-gadang menjadi prioritas pembangunan 2025 justru dihapus dari daftar kegiatan Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor.
Ironisnya, kondisi ini justru tidak selaras antara janji politik Rudy Susmanto selaku Bupati Bogor terpilih dengan realisasi kebijakan teknis dinas terkait.
Selama masa kampanye, Rudy Susmanto menyampaikan komitmennya terhadap peningkatan layanan kesehatan, khususnya di wilayah barat dan utara Kabupaten Bogor.
Rudy Susmanto menjanjikan pemerataan akses serta pembangunan Puskesmas sebagai bagian dari upaya mewujudkan Bogor yang sehat, maju, dan berkeadilan.
Namun kenyataan di lapangan berbicara lain. Puskesmas Curugbitung yang setiap hari melayani ratusan warga dari empat desa masih beroperasi dalam kondisi sempit dan tidak representatif.
Alih-alih direlokasi sesuai rencana Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang), anggaran pengadaan lahannya justru dihapus dari daftar kegiatan Dinas Kesehatan tahun 2025.
Anggaran Pembangunan Puskesmas Curugbitung Dihapus, Warga Nanggung Kembali Kecewa
Anggaran Pembangunan Puskesmas Curugbitung Dihapus, Warga Nanggung Kembali Kecewa
Informasi ini disampaikan langsung melalui pesan singkat dari pihak Dinas Kesehatan kepada Ketua BPD Desa Curugbitung.
"Pengadaan lahan Puskesmas Curugbitung dihapus TAPD karena dana masih defisit. Dinkes harus mengurangi 50 menjadi kegiatan Pengadaan Lahan Curug Bitung dan Purwasari di pending lagi ya Pak," ungkap Ani dari Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor pada Selasa (10/6).
Reaksi keras datang dari Ketua BPD Curugbitung, Timu. Ia menyebut keputusan ini sebagai bentuk inkonsistensi pemerintah daerah yang berulang kali hanya memberi harapan palsu tanpa realisasi.
Relokasi Gagal Lagi, Nurodin: Puskesmas Curugbitung Butuh Perhatian Serius
Relokasi Gagal Lagi, Nurodin: Puskesmas Curugbitung Butuh Perhatian Serius
"Kami sangat kecewa kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor yang hanya memberi wacana saja terkait relokasi Puskesmas Curugbitung, tapi sampai saat ini belum juga terealisasi," ujarnya.
Menurut Timu, masalah lahan seharusnya tidak lagi menjadi alasan. Warga bersama pemerintah desa telah menyiapkan tiga lokasi alternatif untuk pembangunan.
"Dulu dengan alasan lahan, sekarang kami sudah siapkan lahan bahkan untuk pengadaan lahan kami bersama pemerintah desa Curugbitung sudah menyiapkan tiga lokasi, namun nyatanya malah di pending relokasi puskesmas yang kami amat tunggu-tunggu ini," tegasnya.
Situasi ini kian mengkhawatirkan karena fasilitas yang ada dinilai tak lagi mampu menampung lonjakan pasien setiap harinya.
"Padahal sudah masuk dalam Safari Informasi Pembangunan 2025 Kecamatan Nanggung, di Musrenbang dan reses yang diselenggarakan anggota Dewan dapil 5 di Kecamatan Nanggung selalu dibahas dan semua anggota dewan mengatakan akan direalisasikan tahun ini 2025. Nyatanya saya mendapatkan pesan dari orang dinas kesehatan malah di pending relokasi tersebut dan di PHP lagi tiap tahun," tambah Timu.
Selain berpotensi menimbulkan konflik sosial antarwarga empat desa, kondisi ini juga membahayakan kelangsungan layanan medis di daerah tersebut.
"Segera ada relokasi untuk Puskesmas Curugbitung mengingat sudah sangat krusial dan semrawut bahkan dikhawatirkan sudah mengarah ke konflik horizontal apalagi puskesmas ini merangkul 4 desa di Kecamatan Nanggung, bukan hanya desa Curugbitung saja," tutup Timu.
Keputusan Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor yang berseberangan dengan visi misi Bupati Rudy Susmanto menimbulkan pertanyaan besar soal konsistensi dan keseriusan pemerintah dalam memenuhi kebutuhan dasar warganya.
Dalam pelayanan publik, ketersediaan layanan kesehatan bukan sekadar janji kampanye, melainkan hak warga yang seharusnya dipenuhi tanpa ditunda-tunda.( hen)