KOTA BEKASI,sinarberitanews.com- Politik sering terasa seperti suara bising di tengah jalan raya—kencang, tetapi sulit dipahami. Namun beberapa waktu terakhir, ada satu gerak yang muncul lebih pelan, lebih jernih, dan justru lebih menggetarkan hati. Gerak itu datang dari sosok yang dikenal tenang, rendah hati, namun selalu mendekat ketika banyak pemimpin memilih menjaga jarak: Lukman Hakim (Bang Alex).
Ia tidak datang dengan sorak-sorai. Ia datang dengan silaturahmi.Dan dari sana, perubahan mulai terasa.Menangkap Arah Besar Ketum Zulkifli Hasan
Ketua Umum PAN, Zulkifli Hasan, sudah memberi sinyal kuat:
PAN harus membuka diri, merangkul NU, habaib, dan kelompok non-PAN untuk mendorong partai masuk tiga besar nasional.
Bang Alex adalah salah satu kader yang paling cepat memahami dan menjalankan pesan tersebut. Di Bekasi—kota dengan keberagaman kultur, agama, dan organisasi kemasyarakatan—ia menerjemahkan visi ketum bukan dengan pidato, tetapi dengan tindakan nyata.
Silaturahmi Lintas Ormas: Bukti PAN Bisa Merangkul Semua
Dalam sebuah pertemuan beberapa waktu lalu, sesuatu yang jarang terjadi tampak nyata di hadapan masyarakat Bekasi:
tokoh-tokoh ormas dari berbagai latar duduk bersama dalam satu majelis silaturahmi dengan Lukman Hakim.
Yang hadir bukan satu dua, tetapi tokoh-tokoh ormas besar di Kota Bekasi:
Noval Sa’id – Korwil FBR Kota Bekasi
Ariyes Budiman – Ketua PP Kota Bekasi
Deni Muhammad Ali – Ketua GIBAS Kota Bekasi
Abdul Aris – Ketua FORSILAB
Marjuki – Ketua FORKABI Kota Bekasi
Adang – Ketua AMS Kota Bekasi
Freddy – Ketua KPMP
Muslim – Ketua PBB
Budy A – SOMASI
Asep/Abah – GMBI
BKMB
dan sejumlah tokoh lokal lain.
Mereka bukan hanya hadir—mereka merasa dihormati.
Mereka bukan hanya mendengarkan—mereka ikut bicara.
Mereka bukan hanya datang karena undangan, tetapi karena merasakan ketulusan seorang Bang Alex.
Di kota yang sering terbelah oleh identitas ormas, politik, dan komunitas, kehadiran mereka dalam satu ruangan adalah sinyal kuat:
Lukman membawa politik yang menyatukan.
Politik yang Tidak Meninggikan Suara, Tapi Meninggikan Hati
Yang membuat Bang Alex berbeda adalah cara ia memperlakukan orang.
Ia tidak memandang ormas sebagai ancaman, tetapi sebagai keluarga.
Ia tidak memandang komunitas sebagai “massa”, tetapi sebagai manusia.
Karena itulah gerakannya diterima.
Karena itulah suaranya didengar.
Karena itulah banyak yang percaya:
Bang Alex membawa harapan baru bagi PAN Bekasi.
Ia menunjukkan bahwa politik bukan hanya soal struktur partai, tetapi soal keberanian menghampiri, mendengar, dan merangkul.
Ia duduk bersama habaib.
Ia mendekat kepada tokoh masjid dan kelompok-kelompok Islam urban.
Dan ia diterima—karena ia datang dengan hati, bukan dengan bendera.
Inilah wujud nyata dari pesan besar Ketum:
PAN harus tumbuh dengan merangkul, bukan mengecil dengan membatasi.
Figur Tenang di Tengah Politik yang Bising
Setiap Musda terkadang nuansa diwarnai ketegangan. Tetapi kali ini terasa berbeda.
Figur seperti Bang Alex memberikan suasana yang lebih teduh. Ia menyelesaikan masalah dengan dialog, bukan tekanan. Ia hadir dengan ketenangan, bukan kemarahan.
Di tengah politik yang sering kasar, kehadiran sosok seperti ini terasa seperti oase.
PAN Kota Bekasi di Era Baru: Lebih Besar, Lebih Hangat, Lebih Inklusif
Perubahan besar selalu dimulai dari hati yang tulus dan langkah kecil yang konsisten. Dalam diri Lukman Hakim, banyak orang melihat kombinasi keduanya.
Ia memahami pesan besar ketum.Ia mampu bergerak merangkul NU, habaib, dan kelompok non-PAN.Ia diterima ormas-ormas besar karena sikapnya yang merendah namun menghargai.Ia menjaga akar Muhammadiyah, tetapi membuka pintu bagi semua.
Inilah harapan baru PAN Kota Bekasi:politik yang lebih manusiawi, lebih hangat, lebih merangkul.
Dan jika PAN ingin ikut dalam lompatan besar menuju tiga besar nasional, Bekasi membutuhkan figur yang bisa menggabungkan arah pusat dan denyut lokal.
Figur itu, hari ini, terlihat jelas dalam pribadi Lukman Hakim (Tim )
