Pengawas SPBU Fajarisuk Sahrul Tantang Wartawan Lanjutkan Berita -->

Pengawas SPBU Fajarisuk Sahrul Tantang Wartawan Lanjutkan Berita

24/09/2025, September 24, 2025

 




Pringsewu,sinarberitanews.com-Setelah viral pemberitaan media terkait pengecoran pertalite di SPBU Fajarisuk pengawas SPBU setempat saat dikonfirmasi tantang wartawan lanjutkan berita, berlagak seperti jagoan Sahrul terkesan tidak takut sama hukum, bahkan sikapnya menunjukkan diri merasa terpengaruh oleh viralnya pemberitaan.


Bahkan secara lantang Sahrul mengatakan, "silahkan lanjutkan berita nya lannjutin aja", tantangnya.


Bahkan setelah pemberitaan media pengecoran SPBU Fajarisuk tersebut masih saja berlanjut, masih saja nampak kendaraan antri mengecor minyak diSPBU tersebut.



Pada pemberitaab sebelumnya Pengecoran BBM jenis Pertalite di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Fajaresuk Kabupaten Pringsewu Lampung, masih marak terjadi, para pengecor menggunakan motor dengan tangki BBM yang diduga telah dimodifikasi untuk membeli Pertalite dalam jumlah cukup banyak. Selasa (16/9/25) 



Dari pantauan media ini di SPBU Pertamina 24-353.54 Pajaresuk Timur Modus Pengecor bolak-balik ikut antrian membeli Pertalite di SPBU. Mereka bisa langsung mengisi tengki motor kepada petugas SPBU setelah mengisi Pertalite, disinyalir  karena ada kerjasama dengan pihak SPBU. hal itu berbeda dengan yang dilakukan warga yang membeli untuk konsumsi kendaraannya sendiri mereka langsung membayar kepada petugas SPBU yang melayani setelah di isi.



Supriyanto operator SPBU atau petugas SPBU, yang melayani pengisian pengecor saat di konfirmasi, mengatakan sehari bisa 2 sampai 3× bolak balik untuk mengecor selagi ada pertalit. Ujarnya


Lebih lanjut supriyanto menjelaskan "yang ngecor orang sini yang nampung juga orang sini aja". Jelasanya




Salah satu sumber yang identitasnya kami rahasiakan, mengatakan dampak bagi Masyarakat dengan Keberadaan para pengecor ini mengganggu karena mereka menyebabkan BBM di SPBU cepat habis, sebab mereka bolak balik membeli dengan ikut antrian. 



Akibatnya Warga yang membeli Pertalite untuk konsumsi sendiri merasa kecewa dan kesal karena Pertalite merupakan BBM bersubsidi yang diperuntukkan untuk masyarakat kalangan bawah, bukan untuk dijual kembali.




"Iya kecewa. Kalau melihat aturan apa yang mereka lakukan jelas melanggar, pemerintah harus bertindak jangan dibiarkan," kata dia. 


Senada dikatakan warga lainnya, para Pengecor yang menggunakan motor tersebut dalam sekali membeli berkisar dengan harga Rp100ribu-Rp150ribu. 



Warga berharap Pemerintah dapat mengambil langkah tegas dengan merangkul Pertamina dan para pihak terkait untuk memberikan sanksi nyata kepada pihak SPBU yang membiarkan pengecor. 


Pemerintah juga perlu secara berkesinambungan melakukan peninjauan dan pengecekan ke SPBU untuk memastikan takaran dan kualitas BBM yang dijual sesuai aturan. (Merliyansyah)



TerPopuler